Mahasiswa Ujian Proposal Skripsi

Assalamu'alaykum..
Udah sholat? Buruan kalo belum..

Tadi siang sehabis jum'atan saya makan di kantin berdua sama Kak Aji Sudarsono, makan pake sambal Lema. Kalo kata orang Bengkulu, "Lemak nian...". Pas makan datang Kak Juju Jumadi untuk bergabung bersama. Ngobrol-ngobrollah seputar mahasiswa di kampus ini, karena mereka berdua sebelum jum'atan tadi nguji skripsi.

Kami cerita kesana kemari.. Kalo kata orang Jawa, ngalor ngidul...
Mahasiswa yang ujian proposal tadi sudah 3 kali mengulang ujian, dan yang ketiga ini gagal. Alasan gagal adalah proposal skripsinya hasil plagiat yang sama persis dari skripsi yang sudah ada.

Memang, ada sebagian mahasiswa yang tidak mengerti apa yang sebenarnya mereka buat untuk skripsi. Sampai-sampai mereka menyuruh orang lain yang membuatnya, tentu saja tidak gratis. Informasi yang saya dapat, membuat skripsi di Bengkulu ini berkisar 4 juta sampai 6 juta rupiah. Itu tidak sedikit. Banyak lho mblo...

Sangat disayangkan kalo kuliah udah 7 semester tapi skripsi saja buat sama orang, apa tidak sayang hari-hari yang dilalui, biaya-biaya yang dikeluarkan selama 7 semseter terakhir untuk kuliah itu SIA-SIA? Kuliahnya dapat apa? Malu dong sama kucing.. eh, sama anak SMK. Anak SMK aja sudah mandiri, mereka mampu membuat yang lebih. Masa kalian yang level S1 tidak bisa apa-apa?

Memang iya, kesuksesan kalian di masa depan bisa saja tidak tergantung dari ini, tapi kok apa gak sayang ya kalo hal yang seharusnya kalian mampu, tapi ternyata kalian tidak punya kemampuan dan nyali untuk mengerjakan itu sendiri?

Parahnya lagi, ada lagi yang full bayar, mulai dari pembuatan proposal sampai ke project skripsi yang dibuat. Sama sekali dia gak pusing, yang penting ada duit untuk bayar. Kalo kaya sih enak ya, gampang ngeluarin duitnya. Nah, bagi kalian yang (maaf) ekonomi keluarganya empot-empotan, relakah kalian mengeluarkan uang yang banyak demi skripsi dan demi Ketidakpandaian kalian? Apa tidak merasa berdosa sama orang tua yang bayarin kuliah?

Orang tua kalian pasti mikirnya positif, anaknya kuliah di Universitas, pendidikan S1, sedang berjuang mengerjakan Skripsi demi tercapainya momen bahagia dan MEMBANGGAKAN bagi keluarga, yaitu wisuda dan memakai toga, serta bergelar Sarjana.
Padahal nyatanya, kalian gak mikir itu, kalian malah asik pacaran membuang-buang waktu dan uang untuk bersenang-senang.

Bisa ditebak, mahasiswa yang ketika bimbingan skripsinya tidak nyambung ketika berdiskusi dengan dosen pembimbing, itu ada kemungkinan skripsinya dibuatin. Kalo ditanya skripsinya bikin sendiri atau ngupah orang? Pasti jawabnya dibantu sama Kakak, Mamang, Teman, Sepupu, bla..bla..bla... Iya, DIBANTU. Itu adalah kata-kata hiasan yang dosen semua ketahui makna yang sebenarnya.

Di luar dari itu, bisa jadi ketika mengambil judul pake modal nekat dan kepepet daripada gak ada judul.

Kalo project skripsi dibuatin itu tidak salah lho, sah-sah saja, yang salah adalah kalian sendiri sama sekali tidak mengerti apa yang kalian buat, tidak paham, tidak menguasai, bahkan judul skripsi sendiri kalian lupa.

Kalo skripsi hanya terima beres, tidak ada kesan dan kenangan yang tinggal. Tidak punya cerita untuk anak-anak kalian betapa serunya perjuangan membuat skripsi, judul ditolak, dan lain sebagainya. Tapi kalo kaian berjuang dan melalui prosesnya, akan ada kebahagiaan di perjuangan tersebut. Ada hal yang bisa kalian ceritakan ke teman lain, anak kalian nanti, tetangga, saudara, bahkan ke keluarga kalian.

Ini hanyalah tulisan saya untuk menumpahkan unek-unek, saya tidak perduli ada efeknya atau tidak, jengkel saja kepada mahasiswa yang tidak bisa apa-apa di semester terakhirnya.

https://goo.gl/2FHwdn

0 Comments

Mari komentar dan berdiskusi...