Jahe untuk Menghilangkan Mual

Jahe dikenal baik di masyarakat Indonesia sebagai salah satu rempah. Hampir semua wilayah di tanah air umumnya memanfaatkan jahe sebagai salah satu bahan masakan penting. Dalam taksonomi tanaman, jahe (Zingiber officinale) termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, klas Monocotyledonae, ordo Zingiberales, famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber.

Genus Zingiber sendiri terdiri dari sekitar 100 spesies, yang tersebar di daratan tropis Asia, di antaranya yang banyak memiliki manfaat adalah Zingiber officinale atau yang kita kenal sebagai Jahe, Zingiber zerumbet (lempuyang gajah), Zingiber aromaticum (lempuyang wangi), dan Zingiber purpureum yang kita kenal sebagai bangle.
Jahe dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger, ada dalam bahasa Bengali, jeung, ciang, atau jiang dalam bahasa Cina, zenzero dalam bahasa Italia, dan jengibre dalam bahasa Spanyol. Di beberapa daerah di Indonesia juga dikenal dengan sebutan aliah (Sumatra), jahi (lampung), jae (Jawa, sasak), jhai (Madura), cipakan (Bali), sipados (Kutai), dan pese (Bugis).

Menurut data dari Bagian Riset dan Pengembangan PT Sido Muncul, jahe mengandung satu sampai empat persen minyak atsiri dan oleoresin. Komposisi minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi tanaman berasal. Kandungan utamanya yaitu zingiberene, arcurcumene, sesquiphellandrene, dan bisabolene.

Secara tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh angin perut, diare, dan pencegah mual. Baik untuk menghilangkan mual dan kembung karena perjalanan jauh (mabuk darat, mabuk udara, atau mabuk laut) bahkan pada beberapa buku teks pengobatan menganjurkan wanita hamil agar mengonsumsi jahe untuk menghilangkan rasa mual dan muntah selama kehamilan. Pembuktian ilmiah telah dilakukan di Inggris yang menunjukkan jahe efektif mengurangi mual bahkan mual yang timbul setelah operasi.

Penelitian di Denmark membuktikan bahwa pemberian jahe pada pasien rematik dan gangguan muskuloskleletal sangat bermanfaat dalam menghilangkan nyeri dan gejala yang berhubungan dengan rematik. Beberapa pengujian telah memberikan hasil yang baik dengan menghilangnya rasa nyeri, sakit serta peradangan/pembengkakan. Dan, pada percobaan in vitro, jahe Indonesia ternyata mengandung bahan antirhinovirus yaitu beta-sesquiphelandrone.

Diketahui bahwa rhinovirus adalah salah satu virus penyebab utama penyakit common cold atau influenza.

Kalau diperhatikan banyak obat-obat OTC (obat bebas) yang beredar baik di Indonesia maupun di Eropa mengandung ekstrak Jahe. Mengunyah jahe dapat merangsang pengeluaran air liur dan cairan pencernaan, juga mengurangi mual dan muntah.

Tradisi ngemut jahe ini tetap dilakukan sampai sekarang pada beberapa tukang masak profesional Cina yang selalu mengunyah jahe untuk mencegah terjadinya mual karena terpapar dalam waktu lama dengan bau masakan yang kuat.

Jahe bisa dikonsumsi dalam bentuk teh untuk memperbaiki pencernaan, menghilangkan gas dalam saluran pencernaan, dan merangsang nafsu makan.

Di dalam Monograph European Scientific Cooperative on Phytotherapy disebutkan bahwa dosis pemakaian serbuk jahe untuk dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun adalah 0,5 sampai 2 gram sehari untuk sekali minum atau dibagi menjadi beberapa kali minum.

Untuk mencegah mabuk pada saat perjalanan, minum seduhan dari 1/2 gram serbuk jahe atau 1/2 sendok teh jahe segar setiap 15 menit selama 1 jam sebelum perjalanan. Lanjutkan jika dalam perjalanan terlihat gejala sakit. Untuk menjaga kesehatan pencernaan, 1 gram jahe serbuk atau 1 sendok teh jahe segar diseduh dalam segelas air selama 15 menit, diminum sebelum atau sesudah makan. mag

Dikutip dari tb2g yang ngutip dari republika, sampai akhirnya dikutip oleh arliando.

0 Comments

Mari komentar dan berdiskusi...